Selasa, 27 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Keislaman yang Intelektual menjadi Mahasiswa Propesional Menuju Aceh yang Mandiri dan Maju
Makna dan Penjelasan Logo
DEMA Jurusan Dakwah
Tulisan Allah : Berazas Islam dan selalu menjunjung perintah Allah
Kubah Masjid : Selalu taat dan melaksanakan amar makruf nahi mungkar
Rencong : Menandakan Selalu Semangat dalam menjalankan amanah
Puncak Menara : Kokoh dan puncak kemenangan Mahasiswa
Siswa di Hari Kelak
Buku : Rajin, pandai, cerdas dan intelektual dan Propesional dalam
menulis dan Mengembankan amanah
Tulisan : Nama Organisasi Jurusan Di lingkungan STAIN Malikussaleh
Lhokseumawe
Bundaran Biru : Nilai Perjuangan Yang Ikhlas
Garis Merah Putih : Persatuan yang kuat dan Bendera bangsa kita bangsa
5 Kelopak bunga kuning : 5 Rukun Islam Sebagai Pedoman Ummat islam dan selalu sinar menyinari bumi.
Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis.
Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu.
1. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media
2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media
Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media
Informasi : News & Views
Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini).
Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) –aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”. Jenis-jenis berita a.l. berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi (investigative news), dan sebagainya.
Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis informasi ini a.l. kolom, tajukrencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai.
Penyusunan Informasi
Informasi yang disajikan sebuah media
Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:
1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini.
2. Menguasai bidang liputan (beat).
3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi:
1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan.
2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.
3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah.
4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process).
Sayang
· ____##########*________________________
__*##############______________________
__################_____________________
_##################_________**##*______
__##################_____*##########___
__##################___*#############__
___#################*_###############*_
____#################################*_
______###############################__
_______#############################=__
________=##########################____
__________########################_____
___________*####################=______
____________*##################________
_____________*###############__________
_______________#############___________
________________##########_____________
________________=#######*______________
_________________######________________
__________________####_________________
__________________###__________________
Sayang,
Aku sangat menyayangi kamu.
Apakah kamu pernah ngerasa seperti apa yang ku rasakan..
Sayang,
Aku pingin banget kalau kamu itu tulus mencintai aku,
Tanpa ada paksaan, kasian, dan kebohongan..
Aku tau,
Masih banyak kebohongan kebohongan yang kamu tutupin.
Kamu kira aku g Tau!!!
Dah lah,
Gak sa bohong lagi,
Kamu masih sayang kan sama orang yang pernah menyayangi kamu
Dan kamu tinggal kan dia
……..*..lovel…*
…..*..lovelovelo…*
…*..lovelovelove….*
..*.lovelovelovelove…*…………….*….*
.*..lovelovelovelovelo…*………*..lovel….*
*..lovelovelovelovelove…*….*…lovelovelo.*
*.. lovelovelovelovelove…*….*…lovelovelo.
.*..lovelovelovelovelove…*..*…lovelovelo…
..*…lovelovelovelovelove..*…lovelovelo…*
…*….lovelovelolovelovelovelovelovelo…*
…..*….lovelovelovelovelovelovelov…*
……..*….lovelovelovelovelovelo…*
………..*….lovelovelovelove…*
……………*…lovelovelo….*
………………*..lovelo…*
…………………*…..*
………………….*..*
Asal kamu tau y yang,
Aku paling g suka dibohongi.
Dan aku juga gak suka kalo cinta aku itu penuh dengan kebohongan.
Dan yang palig utama cinta ku bukan untuk dihianati....
_______/ .- ,'_________`. -. \_______
_______\ ` /`__________' \ ' /_______
________`-/___'a___a`___\-'__________
_________|____,'(_)`.____|___________
_________\___( ._|_. )___/___________
__________\___`.__,'___/_____________
__________.-`._______,'-.____________
________,'__,'___`-'___`.__`.________
_______/___/_____V_____\___\_________
_____,'____/______o______\___`.______
___,'_____|______o_______|_____`.____
__|_____,'|______o_______|`._____|___
___`.__,'_.-\_____o______/-._`.__,'__
_________/_`.____o____,'__\__________
__.""-._,'______`._:_,'_______`.,-""_
_/_,-._`_______)___(________'_,-.__\_
(_(___`._____,'_____`.______,'___)_)_
_\_\____\__,'________`.____/___/_/___
Hadist – Hadist ini menjelaskan tentang hidup kita dalam bertetangga
"Demi Allah, tidak beriman … Demi Allah, tidak beriman …. Demi Allah, tidak beriman. Dikatakan kepada beliau, Sipa ia itu wahai Rasulullah? Rasulullan SAW menjawab, "yaitu orang yang tetangganya tidak aman gara-gara ulahnya." (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah r.a)
Hadits Rasulullah SAW yang berisi peringatan ini mengajarkan ke segenap ummat untuk menelihara akhlakul kariman dalam berinteraksi sosial khususnya pada kehidupan bertetangga. Terwujudnya suatu hubungan bermasyarakat yang nyaman ditentukan oleh kebaikan hubungan bertetangga.
"Tidak dapat masuk sorga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya". (H.R. Muslim)
Berdasarkan hadist di atas, jika ada tetangga yang mencela, seharusnya tidak membalas dengan celaan, dan bila ada tetangga yang menyakiti hati, tidaklah mesti berbalas dengan menyakiti hatinya. Semestinya segala urusan dikembalikan kepada Allah SWT sebagai penjaga dan pemelihara diri, jiwa dan kehormatan Dengan ini sikap pemaaf adalah paling utama.
Wasiat Rasulullah berkenaan masalah tetangga mesti diupayakan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, agar komuniotas lingkungan menjadi seperti sebuah keluarga yang kuat. Kehidupan bermasyaraakat dalam lingkungan muslim digambarkan sebagai batang tubuh yang satu. Manakala salah satu anggota tubuh itu sakit, maka anggota tubuh yang lain ikut merasakan bertanggang sebagai satu bentuk solidaritas yang spontan. Kehidupan masyarakatnya selalu diikat dengan sikap saling tolong-menolong, bahu membahu dalam kebaikan dan taqwa.
Dengan terlaksananya berat sepikul ringan sejinjing atau amar ma'ruf dan nahi munkar, maka terciptalah sebuah masyarakat yang rukun, damai, aman, sentosa dan harmonis yang selalu diikat dengan nilai sopan santun. Masyarakat sedemikian disebut "Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur".
"Silaturrahmi, berakhlak mulia serta bertetangga dengan baik akan membangun dunia dan memperpanjang usia".(HR. Ahmad).
Di dalam bulan Ramadhan amat di anjurkan saling memberi perbukaan, saling menegur dengan baik, saling menjauhi perkataan kumuh dan bohong, agar terjaga hubungan bertetangga yang baik. Semoga Allah SWT selalu memberi kita kekuatan. Amin.
Kompas, Sabtu, 26 Juli 2008: Menarik, menyimak ungkapan Wapres Jusuf Kalla, 15 Juli 2008. Dikatakan, ada enam pemimpin kita tidak saling bicara satu sama lain. Rupanya, bagi
”Presiden Soekarno tidak bisa berbicara dengan Soeharto pada saat akhir pemerintahannya. Pak Harto tidak mau berbicara dengan presiden selanjutnya, BJ Habibie. Presiden Habibie tidak berbicara dengan KH Abdurrahman Wahid saat turun. Presiden Gus Dur tidak mau berbicara dengan Megawati Soekarnoputri. Megawati tidak saling omong dengan Presiden Yudhoyono setelah pemilu.”
Jusuf Kalla mengangkat isu politik sensitif tetapi krusial dalam konteks demokrasi. Seolah ia ingin mengingatkan, sikap ke-enam pemimpin yang saling berdiam diri itu tidak baik dan tidak mendidik dari segi demokrasi. Mengapa mereka tidak saling berbicara? Sebelum menjawab, pernyataan JK perlu dikoreksi.
”Penyakit” curiga
Kasus ”saling tidak mau berbicara” di antara ke-enam presiden tidaklah sama. Siapa yang tidak mau berbicara: apakah presiden yang digantikan (sebagai komunikator) atau presiden yang menggantikannya (komunikan)?
Dari enam presiden, hanya satu—Soeharto—yang tak mau berbicara saat dalam posisi sebagai komunikator. Sejak meninggalkan Istana, 21 Mei 1998, sampai meninggal, Soeharto tak mau menerima, apalagi bertemu Habibie. Lainnya, yang ngambek, adalah komunikan, presiden yang digantikan. Maka, benar kata JK, saat Habibie digantikan Gus Dur, ia emoh menyapa Gus Dur. Namun, dalam kasus Gus Dur-Megawati, keduanya tak mau saling sapa. Saat SBY menggantikan Megawati, 20 Oktober 2004, Megawati tak mau berkomunikasi dengan mantan menterinya itu meski SBY dengan berbagai cara berupaya menemui Megawati.
Jika ditanya, ”Apa sebab?” Jawabannya karena sebagian besar pemimpin kita bukan negarawan ”kelas tinggi”. Sifat dendam bertengger kuat dalam nurani. Kekurangan kenegarawanan juga tecermin dari susahnya pemimpin menerima kekalahan dalam pesta demokrasi. Faktor ketiga: ”penyakit” curiga yang tidak kunjung sembuh.
Dari
Mengapa Soeharto tidak mau menerima kedatangan ”anak emasnya”, Habibie, setelah lengser 21 Mei 1998? Bukankah ia sendiri yang memilih Habibie sebagai Wakil Presiden pada Sidang Umum MPR Maret 1998? Dikabarkan, Cendana mencurigai Habibie berkonspirasi dengan pihak tertentu untuk menjatuhkan Soeharto, terutama pengunduran diri 14 menteri saat Soeharto sedang memeras otak membentuk ”Kabinet Reformasi”. Habibie menolak tudingan ini. Itu sebabnya Habibie mengaku batinnya menangis sebab hingga saat terakhir tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi antara keberangkatan Pak Harto ke Kairo hingga pengunduran Soeharto.
Dalam kampanye Pemilu 1999, Gus Dur dan kubunya banyak mengkritik kebijakan Presiden Habibie. Sebetulnya, Amien Rais dan Megawati berbuat sama, terkait lepasnya Timor Timur dan skandal Bank Bali. Namun, karena Gus Dur yang terpilih sebagai Presiden, wajar jika Habibie tidak senang dan tidak mau menyapanya.
Saling curiga
Saling curiga rupanya sifat pemimpin kita. Gus Dur percaya Megawati ada di balik proses impeachment dirinya pada medio 2001. Namun, Megawati juga punya alasan kuat untuk tidak senang kepada Gus Dur. Keduanya membisu setelah Gus Dur digantikan Megawati. Dibutuhkan dua tahun lebih hanya untuk berjabat tangan, belum sampai tahap bercakap-cakap. Itu pun diramaikan isu suap yang dilemparkan Gus Dur. Namun, saat keduanya menghadapi ”musuh bersama” SBY, permusuhan itu mencair.
Ihwal relasi Megawati-SBY? Banyak pihak percaya dendam Mega kepada SBY lebih kuat daripada dendam Soeharto kepada Habibie. Di mata Mega, SBY tak lebih ”Brutus”. ”Kita harus rebut kursi presiden itu pada 2009!” teriak Mega di depan kader PDI-P beberapa jam setelah SBY diambil sumpahnya oleh MPR, 20 Oktober 2004.
Dendam, curiga, dan tak bisa menerima kekalahan, itulah tiga ”keburukan” pemimpin kita disusul tidak bercakap-cakap. Di AS, para mantan kepala negara tetap menjalin silaturahmi, juga dengan penguasa di Gedung Putih. Bukan hanya itu. George W Bush mengirim mantan Presiden Jimmy Carter ke Timur Tengah untuk mengupayakan perdamaian, mengirim Bill Clinton ke Aceh saat tsunami. Presiden Clinton pun pernah mengirim Presiden Bush (senior) ke
Rupanya, bagi
Mati
INI warning bagi penggemar Facebook. Karena tak berhati-hati menulis komentar di dinding account Facebook milik temannya, Ujang Romansyah, warga Bogor, dilaporkan ke polisi oleh Felly, teman akrabnya di jejaring sosial yang lagi populer itu. Gara-garanya, komentar Ujang dianggap keterlaluan dan tergolong perbuatan tidak menyenangkan.
Laporan ke polisi dilakukan aFelly pada 23 Juni lalu. "Kami sudah memeriksa korban," ujar Kasatreskrim Polresta Bogor AKP Irwansyah, seperti dikutip detikcom Selasa lalu. "Dia (Felly) melaporkan pencemaran nama baik melalui situs internet Facebook," tambahnya. Ini tentu bisa terjadi di mana saja, mengingat demam Facebook kini juga melanda semua
Kita belum tahu, apakah Ujang benar-benar bermaksud menghina atau sekadar guyon dengan komentarnya itu. Yang pasti, guyonan serupa sebenarnya sering kita temui di status maupun komentar para Fesbuker (sebutan akrab penggemar Facebook), meski tidak sevulgar komentar Ujang seperti disebut di atas.
***
Dalam kondisi berbeda, guyonan dan saling meledek seperti ini bisa saja membuat seseorang naik darah. Tapi, di Facebook hal itu ternyata sudah lazim, apalagi antarsesama teman yang sebelumnya memang sudah ada hubungan keakraban. Seolah-olah mereka sedang bersenda gurau biasa dalam suatu pertemuan face to face. Lupa kalau guyonan antarstatus dan komentar bisa dibaca pihak lain yang sedang dalam satu jaringan pertemanan.
Padahal, teman satu jaringan dalam Facebook belum tentu hanya terdiri atas teman-teman kita juga.
Dalam dunia Facebook sudah biasa seseorang yang belum kita kenal tiba-tiba meng-add kita mengajak berteman. Dan, telanjur biasa juga kita dengan mudahnya mengonfirmasi atau meng-approve "teman-teman baru" kita itu.
Memang, semestinya seorang pemilik account Facebook berlaku selektif, melihat dulu profil orang yang meng-add kita. Tapi, nyatanya tidak.
Seorang teman pernah membanting BlackBerry milik istrinya gara-gara guyonan di Facebook. Istri teman saya itu, suatu saat iseng menulis status, "Wadddouww... ketahuan nih. Oh my God!". Teman-teman akrabnya langsung ramai berkomentar di dinding istri teman saya. Antara lain begini, "Hehehe... selingkuh ya? Makanya, kalau mau jalan sama berondong, belajar dulu sama ahlinya... wakakaka...".
Hati suami mana yang tidak panas membaca tulisan di atas. Padahal, nyatanya sepele saja. Si penulis status maunya menceritakan deposito diam-diamnya yang ketahuan sang suami. Dia termasuk istri yang hemat sehingga setiap bulan bisa menyisihkan kelebihan uang belanja dan setelah terkumpul dalam jumlah yang lumayan, lantas didepositokan.
Karena teledor menyimpan warkat deposito, sang suami lantas tahu. Dia tidak marah, tapi sang istri yang baik ini merasa berdosa. Karena itu, dia lantas "mencurahkan" penyesalannya lewat status wadoouw ketahuan sampai oh my God tadi.
Sang suami jengkel bukan karena status maupun komentar guyonan yang sudah diketahui duduk perkaranya itu. Tapi, dia kesal karena ternyata teman kantornya ada yang satu jaringan pertemanan di Facebook dengan istrinya dan mengganggap komentar teman sang istri itu sungguhan alias menduga istrinya betul-betul telah berselingkuh!
Kasus lain, seorang istri melapor di acara "Curhat Dong.." yang diasuh Mama Dedeh dan A'a di Indosiar. "Ma, bagaimana hukumnya seorang suami yang keranjingan Facebook sampai-sampai kurang memperhatikan istrinya sendiri. Bahkan, di Facebook itu sering dia memuji-muji cewek-cewek teman fesbuk-nya," curhat sang pengirim faks di tayangan pengajian yang disampaikan dengan
Mama Dedeh menjawab bijak. "Apa pun itu, kalau sudah masuk ke tahap keranjingan, merupakan suatu perbuatan yang tidak baik dan sangat dekat ke dosa. Ingatkan baik-baik sang suami, agar fesbuk-annya tidak sampai melupakan anak-istri. Juga jangan gampang memuji perempuan lain karena bisa menyakitkan hati istri."
Fesbukan, kata Mama Dedeh, memang bisa jatuh ke perbuatan haram kalau digunakan untuk merayu perempuan lain, melihat foto-foto perempuan cantik, janjian untuk berkencan, dan sejenisnya. Atau, untuk bergunjing tentang kejelekan seseorang, membuka aib keluarga, dan sebagainya.
"Tapi, bisa juga membuahkan pahala kalau dimanfaatkan untuk saling mengingatkan tentang kebaikan, menyambung silaturahmi, dan hal-hal yang bermanfaat lain," kata Mama di acara yang ditayangkan tiap pagi usai subuh sampai sekitar pukul 06.00 WIB itu.
***
Mendengar jawaban Mama tadi, saya lantas ingat pada fatwa haram Facebook yang disampaikan sekelompok ulama Jatim beberapa waktu lalu.
"Mangkane bener nek FB iku haram kalau dipakai untuk fitnah, namimah, ghibah, dan sebagainya," kata seorang santri. "Jangan salahkan medianya, tapi otaknya yang perlu dibenerin. Buktinya, banyak juga yang menulis hal-hal baik di FB. Lewat FB, kita bisa juga saling mengingatkan dalam kebaikan dan taqwa sebagaimana diajarkan Alquran," tukas teman lainnya.
Memang, saya sering menjumpai status indah-indah di Facebook. Hampir tiap hari, dari hampir seribu teman Facebook saya ada saja satu-dua Fesbuker yang menulis status kalimat-kalimat bijak dan memberi inspirasi. Juga kalimat-kalimat penuh syukur.
Jadi, tinggal kitanya saja, mau fesbukan untuk kebaikan dan memperkaya wawasan atau sekadar guyonan dan bergunjing. Jangan sampai karena Facebook lantas kita mati
Stop AIDS: Keep the Promise
Penyebaran HIV/AIDS memang sangat menakutkan. Nyawa lebih dari 20 juta orang terenggut karena virus mematikan itu. Hari demi hari, tahun demi tahun telah berlalu, pengidap HIV/AIDS justru semakin banyak. Jumlah kasus HIV/AIDS di dunia terus meningkat.
Menurut data UNAIDS/WHO 2006 AIDS Epidemic Update yang dipublikasikan pada 21 November 2006, diperkirakan 39,5 juta Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Terdapat 4,3 juta infeksi baru pada 2006, 2,8 juta (65 persen) dari jumlah tersebut terjadi di Sub-Sahara Afrika, sedangkan kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara menyumbang angka 860.000 (15 persen).
Catatan terakhir yang dilansir dari Subdit PMS dan AIDS Ditjen PPM dan PL Departemen
Rate kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi Papua (14,68 kali angka nasional), DKI Jakarta (8,28 kali angka nasional), Bali (2,81 kali angka nasional), Maluku (2,58 kali angka nasional), Kalimantan Barat (1,76 kali angka nasional), Riau+Kepulauan Riau (1,71 kali angka nasional), Sulawesi Utara (1,47 kali angka nasional), dan Bangka Belitung (1,41 kali angka nasional).
Jumlah itu belum termasuk pengidap yang telah meninggal dunia. Yang mengerikan, 50 persen dari jumlah itu berada pada usia produktif 15 - 29 tahun. Dibandingkan penyakit lain, jumlah kasus HIV/AIDS memang tak begitu banyak, akan tetapi sangat mengkhawatirkan. Jumlah kasus yang tercatat belum mencerminkan keadaan sebenarnya.
Hal itulah yang disebut sebagai fenomena gunung es, yaitu kasus yang timbul di permukaan hanya sebagian kecil dari kondisi sebenarnya. Data tersebut juga mengungkapkan, penularan terbanyak lewat jarum suntik bersama (intra venuos drugs user) mencapai 52,6 persen. Sementara itu, penularan melalui hubungan heteroseksual 37,2 persen dan homoseksual 4,5 persen. \Hal itu diperparah dengan perkembangan teknologi yang memudahkan akses kepada informasi tentang seks, pornografi, dan penyalahgunaan narkoba. Ketiga hal itu memicu penularan HIV/AIDS.
Keep the Promise
Pengeluaran itu bisa melalui keringat, air ludah, darah, atau cairan tubuh lain. Misalnya, sperma atau cairan vagina. Sufficient, untuk bisa menginfeksi orang lain, virus yang telah keluar harus cukup. Misalnya, seseorang tidak akan terinfeksi HIV/AIDS hanya dengan berjabat tangan dengan ODHA. Sebab, jumlah virus yang ada di keringat tangan ODHA tidak mampu menginfeksi. Survive, sebelum menginfeksi, ada kemungkinan virus tersebut telah mati ketika kontak dengan udara bebas. Karena itu, virus harus survive ketika keluar dari tubuh inang sebelum menginfeksi dan mendapatkan inang baru. Enter, yang pasti virus akan menyebabkan infeksi apabila berhasil masuk ke dalam tubuh dan mengalahkan sistem imun.
Keempat syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Dengan demikian, untuk menyebabkan infeksi, harus terpenuhi keempat syarat itu. Masyarakat yang care terhadap kasus HIV/AIDS tidak perlu khawatir atau takut tertular HIV/AIDS karena selama tidak memenuhi ESSE, virus tidak akan menyebabkan infeksi. Sebagai contoh penularan lewat pemakaian jarum suntik bersama (intra venuos drugs user), hal itu jelas telah memenuhi ESSE, pertama exit, virus keluar bersama darah yang ada di jarum. Kedua, virus di dalam darah yang menempel di lubang jarum cukup sufficient dan survive untuk menyebabkan infeksi.
Terakhir, apabila jarum tersebut ditusukkan ke tubuh drug user lain, sudah pasti virus akan enter ke dalam tubuh dan segera mengikuti aliran darah untuk menyebabkan infeksi. Mari kita jaga janji kita untuk memberantas HIV/AIDS dengan tetap menyayangi dan memperhatikan ODHA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar